Industri dituntut berinovasi untuk pertahankan eksistensi

id dituntut inovasu uii

Industri dituntut berinovasi untuk pertahankan eksistensi

Kampus Universitas Islam Indonesia (Foto Antara/Rizky)

Jogja (Antara Jogja) - Industri di Indonesia dituntut untuk melakukan inovasi di semua bidang agar mampu mempertahankan eksistensi, kata Dekan Fakultas Teknik Industri Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Imam Djati Widodo.

"Inovasi penting karena industri di Indonesia saat ini dihadapkan pada ketatnya persaingan yang diakibatkan globalisasi," katanya pada seminar "Teknoin: Meningkatkan Daya Saing Industri Nasional Berkelanjutan Berbasis Riset", di Yogyakarta, Sabtu.

Oleh karena itu, kata dia, jiwa kewirausahaan harus dimiliki oleh para pemangku kepentingan yang ada di industri dalam menghadapi ketatnya persaingan dewasa ini.

"Perguruan tinggi dan para ilmuwan memiliki peran penting dalam membangun jiwa kewirausahaan karena dari sanalah seharusnya muncul banyak inovasi yang berkualitas karena didasarkan pada ilmu pengetahuan," katanya.

President Director PT Ilthabi Bara Utama Ilham Akbar Habibie mengatakan tidak banyak ilmuwan yang bergelar profesor atau doktor di Indonesia yang turun ke industri. Kondisi itu berbeda dengan negara-negara maju di mana para pakar turun ke industri.

"Seperti di Jerman, para ilmuwan seperti memiliki hukum tidak tertulis bahwa mereka tidak mungkin bisa menjadi ketua institut kalau tidak punya karir di industri sehingga para pakar turun ke industri," katanya.

Setelah industrinya besar, kata dia, para ilmuwan itu akan kembali ke kampus dan mahasiswa bisa mendapatkan ilmu dari pakar yang benar-benar pernah merasakan sendiri bagaimana di industri.

Menurut dia, inovasi yang dikembangkan diharapkan memiliki keberpihakan pada produk dalam negeri sehingga dapat memutus rantai kebiasaan impor dari luar negeri.

"Kita harus memberanikan diri. Hal itu sebenarnya bukan sekadar nasionalisme tetapi juga strategi karena Indonesia pasarnya sangat besar," kata putra mantan Presiden BJ Habibie itu.(B015)
Pewarta :
Editor: Heru Jarot Cahyono
COPYRIGHT © ANTARA 2024