Permintaan mebel Kulon Progo meningkat signifikan

id permintaan mebel kulon progo

Permintaan mebel Kulon Progo meningkat signifikan

Ilustrasi (Foto antarafoto.com)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Permintaan meubel di Desa Bumirejo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengalami peningkatan yang sangat signifikan, namun terkendala kekurangan tenaga terampil.

Pengusaha meubel "Jati Indah" Wahyono di Kabupaten Kulon Progo, Jumat, mengatakan perajin meubel di Kulon Progo belum sebaik perajin Jepara dan Klaten (Jawa Tengah).

"Untuk mengembangkan meubel di Kulon Progo membutuhkan tenaga terampil . Kami berharap, pemkab memberikan pelatihan pembuatan meubel supaya ke depan lebih berkembang lagi," kata Wahyono.

Ia mengatakan upah tenaga pembuatan meubel yang menggunakan tenaga lokal juga sangat tinggi, dibandingkan tenaga tenaga dari Klaten.

"Untuk pembuatan ukiran pada meubel, kami mendatangkan tenaga dari luar. Perajin lokal upahnya sebesar Rp200 ribu, sedangkan dari Klaten hanya Rp80 ribu," kata dia.

Selain kekurangan tenaga profesional, lanjut Wahyono, perkembangan usaha meubel di Kulon Progo terkendala ketersediaan kayu jati. Sebab, tiga-empat tahun kedepan, kayu jati di Kulon Progo akan habis.

"Sebanyak 120 kubik per bulan atau enam-delapan kubik gelondongan kayu jati Kulon Progo lari ke Jeporo dan Demak (Jawa Tengah). Harga kayu jati per kubik sebesar Rp2,5 juta. Karena itulah, saya menekuni meubel supaya kayu tidak keluar dan justru dapat membeli dari luar," katanya.

Ia mengatakan dirinya mendapatkan kayu jati dari Kecamatan Kalibawang, Kokap, Samigaluh dan Girimulyo. Saat ini, kualitas kayu jati juga terus mengalami penurunan. Untuk itu, dirinya mendatangkan kayu dari Sumatera dan Sulawesi.

"Untuk melindungi produksi kayu lokal, kami mendatangkan kayu dari luar. Hal ini, untuk mensiasati berkurangnya kayu berkualitas di Kulon Progo," katanya.

Kepala Bagian TI dan Humas Setda Kulon Progo Rudy Widiyatmoko mengatakan Pemerintahan Hasto Wardoyo-Sutedjo menggelorakan semangat "Bela-Beli Kulon Progo", salah satunya tidak menjual kayu dalam bentuk gelondongan, tetapi dalam bentuk meubel. Sehingga, memiliki nilai jual tinggi.

"Bupati berharap, perajin meubel di Kulon Progo terus berkembang. Supaya, kayu jati yang ada di Kulon Progo tidak lari keluar dalam bentuk gelondongan," kata Rudy.

(KR-STR)
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024