Bupati: pemahaman reproduksi melalui penanaman nilai positif

id bupati

Bupati: pemahaman reproduksi melalui penanaman nilai positif

Bupati Sleman Sri Purnomo (Foto: jogja.antaranews.com)

Sleman (Antara Jogja) - Pemahaman kalangan remaja terhadap kesehatan reproduksi harus dimulai dengan penanaman nilai-nilai positif persoalan tersebut terhadap mereka, kata Bupati Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Purnomo.

"Pembentukan kembali pola pikir sebagian remaja yang telah keliru juga menjadi bagian penting dari upaya kita. Banyak dari remaja yang tidak tahu harus mencari informasi ke mana berkaitan dengan reproduksi," katanya di Sleman, Jumat.

Menurut dia, pengenalan kesehatan reproduksi pada remaja menjadi bekal penting generasi penerus tersebut, untuk mengarungi masa depannya.

"Pencarian jati diri dan rasa ingin tahu yang meluap-luap harus didampingi dengan bekal pengetahuan yang cukup. Hal ini dikarenakan keinginan mencoba-coba oleh remaja tidak berlandaskan informasi yang tepat," katanya.

Persoalan itu, katanya, sebagai hal yang menyebabkan pacaran kebablasan hingga kehamilan di luar nikah, menjadi akibat yang banyak terjadi di masyarakat, bahkan hal tersebut akhir-akhir menjadi peristiwa yang biasa terjadi.

"Karenanya orang tua perlu memberikan pengetahuan pada anak-anak mereka sejak dini, khususnya saat usia remaja karena selama ini pengetahuan mengenai reproduksi di kalangan remaja masih rendah," katanya.

Sri Purnomo mengatakan banyak hal yang menyebabkannya, di antaranya, remaja tidak tahu harus bertanya kepada siapa dan di mana tentang kesehatan produksi.

Akses pada informasi yang baik dan benar tentang kesehatan reproduksi, katanya, juga sangat terbatas.

"Di sini peran guru, orang tua, teman sebaya, PIK, dan media massa diperlukan kehadirannya. Selain itu, komunikasi efektif antara orang tua dan remaja tentang kesehatan produksi juga harus diimplementasikan sehingga orang tua juga dituntut untuk memiliki wawasan dan pengetahuan �mengenai kesehatan produksi," katanya.

Ia mengatakan orang tua juga harus mendampingi anak-anaknya saat mengakses informasi melalui berbagai informasi di media.

"Banyak informasi di media yang menyesatkan, menyebabkan kehidupan seksualitas remaja tak sehat dan tak bertanggung jawab," katanya.

(V001)
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024