Perguruan tinggi dituntut cetak lulusan berdaya saing

id perguruan tinggi dituntut

Perguruan tinggi dituntut cetak lulusan berdaya saing

APTISI

Jogja (Antara Jogja) - Perguruan tinggi di Indonesia dituntut mencetak lulusan yang memiliki daya saing tinggi dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015, kata Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia Edy Suandi Hamid.

"Perguruan tinggi di Tanah Air harus semaksimal mungkin membekali lulusannya dengan kompetensi sebaik-baiknya dan bisa memenuhi standar ASEAN bahkan dunia, mengingat semakin dekatnya waktu implementasi MEA, yakni 31 Desember 2015," katanya di Yogyakarta, Senin.

Menurut dia, Kemdikbud dan Ditjen Dikti seyogianya juga melakukan langkah-langkah ekstra agar perguruan tinggi melakukan perbaikan proses pendidikannya sehingga dapat meluluskan alumni berdaya saing tinggi.

"Tentu sangat sulit bagi perguruan tinggi untuk melahirkan lulusan berkompetensi tinggi kalau para tenaga pengajarnya banyak yang tidak kompeten atau memiliki kompetensi pas-pasan," kata Edy.

Ia mengatakan rendahnya kompetensi itu bisa dilihat bukan saja kuantitas dosen yang terbatas, tetapi juga kualitasnya. Keterbatasan itu bisa dilihat dari jumlah dosen yang hanya 160 ribuan untuk menangani 5,5 juta mahasiswa.

"Sebagian dosen itu, atau 34 persen hanya berkualifikasi S-1, dan hanya 11 persen yang lulusan S-3, dan sisanya 55 persen lulusan S-2. Padahal undang-undang (UU) sudah mewajibkan minimal untuk mengajar di perguruan tinggi harus lulus S-2," katanya.

Menurut dia, dengan keterbatasan kemampuan keuangan perguruan tinggi khususnya PTS, dan daya beli masyarakat yang masih lemah, maka menjadi kewajiban pemerintah untuk memberi lebih banyak dosen negeri untuk dipekerjakan pada PTS seperti tahun 1980-an.

Saat ini penambahan dosen DPK sangat terbatas. Berbagai bantuan sarana prasarana perlu diberikan pemerintah untuk memperkuat perguruan tinggi di Tanah Air karena bagaimana pun pendidikan menjadi tanggung jawab utama pemerintah.

Selain itu pemerintah juga bertanggung jawab untuk menjaga agar tenaga kerja Indonesia tidak menganggur dengan menyiapkannya untuk mampu bersaing dengan lulusan dari perguruan tinggi dari negara ASEAN lainnya.

"Meskipun demikian, dengan segala kekurangan yang ada, dengan usaha sungguh-sungguh kita tetap harus optimistis untuk bisa masuk ke pasar ASEAN yang lain. Kita harus lebih fokus pada bidang atau program studi yang kita benar-benar mempunyai keunggulan kompetitif," katanya.

(B015)
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024