UI: bonus demografi harus digarap serius

id demografi

Semarang (Antara Jogja) - Potensi bonus demografi yang dimiliki Indonesia perlu digarap secara serius dengan sasaran generasi muda untuk kepentingan kemajuan ekonomi, kata Kepala Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Dr Sonny Harry Budiutomo Harmadi.

"Pada 2020-2030, Indonesia akan mengalami bonus demografi. Artinya, jumlah penduduk usia produktif mencapai dua sepertiga dari total penduduk. Ini perlu disiapkan sejak sekarang," katanya di Semarang, Sabtu.

Hal itu diungkapkannya usai diskusi "Mengoptimalkan Kualitas dan Peran Generasi Muda Menyongsong Bonus Demografi Indonesia" yang diprakarsai Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jawa Tengah.

Sonny menilai sejauh ini belum ada upaya serius dari pemerintah untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi bonus demografi, padahal generasi muda itulah yang penting disiapkan mulai dari sekarang.

"Kalau tidak disiapkan dari sekarang, bonus demografi yang kita alami ya terlewati begitu saja, gagal dimanfaatkan. Generasi muda sekarang nantinya akan menjadi orang tua yang masih miskin," katanya.

Menurut dia, sebenarnya bonus demografi yang akan dialami Indonesia menjadi potensi besar untuk meningkatkan kemajuan ekonomi dengan cara berinvestasi lebih besar pada sumber daya manusia (SDM).

"Sekarang ini (bonus demografi, red.) masih potensi. Tergantung mau disiapkan serius agar potensi ini sia-sia atau tidak? Pemerintah perlu mengintegrasikan lima prasyarat yang harus dipenuhi," katanya.

Ia menyebutkan kelima prasyarat itu, antara lain SD yang berkualitas, bisa terserap lapangan kerja, dan program KB berjalan optimal untuk bisa memanfaatkan potensi bonus demografi secara maksimal.

"Ada banyak negara mengalami bonus demografi, tetapi banyak juga yang gagal memanfaatkan. Afrika Selatan gagal, Brazil tidak terlalu berhasil. Namun, Korea Selatan dan Tiongkok berhasil," kata Sonny.

Direktur Eksekutif PKBI Inang Winarso membenarkan potensi bonus demograsi yang dimiliki Indonesia yang sebenarnya bertumpu pada penyiapan generasi muda, terutama kalangan remaja.

"Karena itu, kami fokus menggarap kelompok usia remaja agar terhindar dari kebiasaan dan aktivitas merugikan. Generasi muda punya dua potensi, yakni potensi yang menghancurkan atau mengembangkan mereka," katanya.

Melalui berbagai kegiatan PKBI yang menyasar generasi muda, kata Inang, mereka diberikan pendidikan tentang kesehatan reproduksi dan difasilitasi agar bisa mengekspresikan potensinya secara benar.
(KR-ZLS)