Jogja (Antara Jogja) - Kampus harus terus mendorong semangat kewirausahaan dan tata kelola pada tingkatan apa pun, kata Direktur Program Pascasarjana Universitas Mercu Buana Jakarta Didik J Rachbini.
"Hal itu penting karena kewirausahaan merupakan persoalan krusial di Indonesia," katanya di sela seminar `Entrepreneurship, Good Governance, dan Reenginering Tata Lingkungan dalam Pembangunan Ekonomi Indonesia`, di Yogyakarta, Kamis.
Menurut dia, gaung kewirausahaan harus terus disebarluaskan karena mendidik dan menghasilkan wirausahawan bukan hal yang mudah. Misalnya, mendidik seratus orang belum tentu sepuluh orang menjadi wirausahawan, yang berhasil menjadi wirausahawan kemungkinan hanya satu atau dua orang.
Berkaitan dengan tata kelola di pemerintahan, ia mengatakan pemerintah pusat perlu memberi contoh kepada pemerintah daerah sehingga pelayanan kepada masyarakat bisa berjalan optimal.
"Pemerintahan yang baru nanti harus benar-benar bekerja keras dengan sebaik-baiknya untuk rakyat. Jika bekerja hanya seperti biasanya akan sangat berat, pasti tidak akan sukses," kata Didik.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam makalah yang dibacakan Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda DIY Didik Purwadi mengatakan pemerintah daerah harus dapat menata oganisasi birokrasinya dari "mindset" birokratik ke kewirausahaan.
"Dengan menata ulang berdasarkan prinsip efektivitas dan efisiensi, melalui penajaman fungsi perangkat daerah agar unit-unit pemerintah daerah mampu berkinerja baik dan menghasilkan pelayanan publik sesuai harapan masyarakat," katanya.
Menurut dia, kewirausahaan merupakan semangat atau jiwa untuk mengubah keadaan. Sebuah gerakan yang timbul dari nilai yang meyakini tidak boleh melihat segala sesuatu sebagai sesuatu yang statis dan apa adanya.
"Kewirausahaan menuntut sebuah paradigma pemikiran untuk mengembangkan inovasi, terobosan, dan langkah-langkah yang strategis dalam rangka untuk memperbaiki keadaan," kata Sultan.
Rektor Universitas Mercu Buana (UMB) Jakarta Arissetyanto Nugroho mengatakan seminar itu bertujuan untuk memfasilitasi manajer, peneliti, konsultan bisnis, dan mahasiswa pascasarjana di Indonesia dan luar negeri untuk berbagi dan bertukar pikiran dan pengalaman mereka.
"Partisipasi dan kontribusi mahasiswa, dosen, pebisnis, pengamat sosial dan lingkungan diharapkan memberikan perubahan lebih baik pada kemampuan berkompetisi dalam era global, kemampuan pelayanan lebih baik, mewujudkan `good governance`, dan melakukan `reenginering` tata lingkungan di Indonesia," katanya.
Ketua pelaksana seminar Henni Gusfa mengatakan seminar tersebut menampilkan 43 paper dari 14 perguruan tinggi, empat provinsi, dengan keseluruhan peserta 291 orang.
"Kegiatan itu diselenggarakan UMB Jakarta bekerja sama dengan UMB Yogyakarta dan Stisipol Palembang," katanya.
(B015)
Berita Lainnya
ITPLN bertekad menjadi kampus kelas dunia
Senin, 8 April 2024 19:06 Wib
UI-kampus di Korsel mengembangkan industri teknologi
Kamis, 4 April 2024 12:39 Wib
Genza Education sediakan solusi kampus terbaik melalui G-Advanced
Senin, 1 April 2024 18:49 Wib
12 PTN vokasi di Indonesia ikuti API Sarpras PTV
Jumat, 29 Maret 2024 0:21 Wib
12 mahasiswa Udinus Semarang pernah dikirim magang di Jerman
Kamis, 28 Maret 2024 21:07 Wib
UI-Kedubes India jajaki belajar ke India
Senin, 25 Maret 2024 18:13 Wib
KJRI Jeddah percayakan Unesa tingkatkan model kurikulum sekolah urban
Senin, 18 Maret 2024 14:55 Wib
Kampus harus optimalkan fungsi Science Techno Park di Indonesia
Sabtu, 9 Maret 2024 0:59 Wib