Magelang (Antara Jogja) - Festival Lima Gunung XIII pada 23-24 Agustus 2014 di kawasan Gunung Merbabu Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mementaskan 31 atraksi kesenian, baik tradisional maupun kontemporer.
"Setidaknya ada 31 pementasan selama dua hari, mulai siang hingga malam hari," kata Ketua Seksi Publikasi dan Dokumentasi Panitia Festival Lima Gunung XIII Arie Kusuma di Magelang.
Ia mengatakan Festival Lima Gunung 2014 yang digelar secara mandiri, tanpa sponsor dan donatur itu, mengangkat tema "Topo ing Rame" (Bertapa di tengah keramaian, red), bertempat di Dusun Warangan, Desa Muneng Warangan, Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang.
Penyelenggara festival tahunan tersebut adalah para seniman petani yang tergabung dalam Komunitas Lima Gunung (Merapi, Merbabu, Andong, Sumbing, dan Menoreh), dengan persiapannya telah dimulai sejak Januari 2014.
Ia mengatakan para penyaji pementasan tidak hanya kelompok-kelompok seniman petani dalam komunitas tersebut, akan tetapi juga grup-grup seniman maupun perorangan yang selama ini menjalin relasi dengan Komunitas Lima Gunung.
"Mereka berasal dari Magelang maupun beberapa kota lainnya seperti Yogyakarta, Solo, Kendal, Surabaya, Kediri, Cirebon. Kami telah mendapatkan konfirmasi untuk mereka yang akan mengikuti festival, termasuk para tamu dari luar kota dan luar negeri yang hendak hadir dan menginap di dusun tempat festival," kata Arie yang juga salah satu pegiat Komunitas Lima Gunung itu.
Ia menyebut beberapa pementasan dalam festival mendatang, antara lain tarian dan musik Harajukunan Trethek Trunthung, tari Kidung Sabin, Topeng Klana Bandopati, Soreng Putri, Grasak Glondong, Rimba Stamasa, Margoloyo.
Selain itu, tari Tanjung Sari, performa "The Legend of Amurta", Hegong, pentas akrobatik api, tari Soreng Bocah, Klothekan Bocah, Topeng Saujana, Lengger, Seto Kencono, Gladiator Gunung, pentas musik kontemporer, Suling Belawang, performa Metamorfosis, performa Bicara pada Puing, drama tari Gatotkaca Winisuda, Leak dan pembacaan puisi, serta pergelaran Wayang Gunung.
Ia mengatakan para seniman juga akan melakukan kirab dengan berjalan kaki melewati jalan-jalan dusun setempat, untuk kemudian para tokoh Komunitas Lima Gunung melakukan pemukulan gong di arena pementasan, dan orasi budaya.
"Kami juga akan meluncurkan buku kumpulan tulisan tentang Komunitas Lima Gunung berjudul 'Sanak Kadang'," katanya.
Hingga saat ini, panitia lokal bersama warga telah menyiapkan panggung pementasan di bawah pepohonan cengkih di pekarangan Dusun Warangan dan menghias desa itu dengan aneka seni instalasi, terutama menggunakan bahan alami.
Panitia juga menyiapkan beberapa gerai pameran lukisan, topeng, dan foto, suvenir, serta kuliner untuk masyarakat yang hendak menyaksikan Festival Lima Gunung XIII/2014.
(M029)
Berita Lainnya
Pemerintah yakin ekonomi RI tetap tumbuh lima persen
Selasa, 23 April 2024 5:26 Wib
Ekonomi Indonesia bisa tumbuh hingga lima persen
Senin, 22 April 2024 14:28 Wib
Selama arus mudik Lebaran 2024, transaksi di SPKLU naik lima kali lipat
Minggu, 21 April 2024 18:45 Wib
Menkopolhukam: Lima juta konten pornografi melibatkan anak
Kamis, 18 April 2024 18:51 Wib
Sheila On 7 gebrak lima kota di Indonesia
Kamis, 18 April 2024 7:28 Wib
Polisi gulung lima penyelundup 19 kg sabu dari Malaysia
Rabu, 17 April 2024 5:55 Wib
STY turunkan lima bek saat kontra Qatar
Senin, 15 April 2024 22:46 Wib
Bayer Leverkusen juara Liga Jerman dengan sisakan lima laga
Senin, 15 April 2024 5:53 Wib