Jakarta (Antara) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan pemerintah sudah melaksanakan sejumlah program, diantaranya Bantuan Operasional Sekolah (BOS), pelaksanaan wajib belajar 12 tahun, Bantuan Siswa Miskin (BSM) dan Bidikmisi untuk meningkatkan akses layanan pendidikan yang berkeadilan.
Ia mengatakan bahwa untuk mendapatkan layanan pendidikan dipengaruhi oleh ketersediaan dan keterjangkauan.
"Beberapa kebijakan yang sudah kami lakukan diantaranya Bantuan Operasional Sekolah untuk Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, pelaksanaan wajib belajar, Bantuan Siswa Miskin dan Bidikmisi," kata Mendikbud, pada pelaksanaan upacara bendera memperingati HUT ke-69 Kemerdekaan Republik Indonesia, di kantor Kemdikbud, Minggu.
Selain itu terdapat juga pengiriman guru untuk daerah terpencil, terdepan, dan tertinggal melalui program SM3T, Bantuan Operasional untuk Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN), pendirian perguruan tinggi negeri baru dan sekolah berasrama, tambahnya.
"Ini semua merupakan upaya untuk meningkatkan akses secara inklusif dan berkeadilan," ujar Mendikbud.
Berbagai kebijakan program peningkatan akses tersebut, ujar Mendikbud telah mendorong terjadinya peningkatan drastis angka partisipasi kasar (APK).
Sebagai contoh angka Partisipasi Kasar (APK) untuk sekolah menengah pada 2004 hanya mencapai 49 persen, dalam kurun waktu 10 tahun naik menjadi 82 persen pada 2013. Demikian juga untuk Perguruan Tinggi pada 2004 hanya mencapai 14,6 persen, naik menjadi 29,9 persen pada 2013.
Mendikbud juga menyampaikan kualitas pendidikan dipengaruhi oleh kualitas guru, kurikulum, serta sarana dan prasarana. Pengembangan kapasitas dan profesionalitas guru melalui pendidikan dan pelatihan berkelanjutan mutlak diperlukan.
Dengan kapasitas dan profesionalitas itulah, tutur Mendikbud, diharapkan kinerja dunia pendidikan semakin baik.
"Melalui peningkatan kinerja itu, kita tingkatkan kesejahteraan dan perlindungan terhadap pendidik dan tenaga kependidikan," katanya.
Terkait pengembangan kapasitas dan profesionalitas guru melalui pendidikan dan pelatihan pada penerapan Kurikulum 2013, Mendikbud mengatakan hingga kini telah dilatih sekitar 1,3 juta guru.
Penerapan Kurikulum 2013 ini dimaksudkan untuk membekali para peserta didik agar memiliki kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara utuh. Para peserta didik diharapkan mapu berpikir orde tinggi, kreatif dan inovatif, berkarakter mulia, cinta dan bangga menjadi warga Indonesia.
Penerapan Kurikulum 2013 perlu juga disiapkan sarana dan prasarana yang memembuhi standar layanan minimal. Selama periode 2010 - 2014, telah dilakukan rehabilitasi 246.688 ruang kelas tidak layak, dibangun 44.552 ruang kelas baru dan 3.189 unit sekolah baru, katanya.
"Itu semua kita lakukan sebagai upaya agar anak-anak kita mampu menjawab berbagai persoalan dan tantangan sesuai dengan zamannya, sekaligus menyiapkan generasi emas dan menyongsong kejayaan Indonesia tahun 2045," tambah Mendikbud.
(Z003)
Berita Lainnya
Pramuka bersifat dasar untuk pembangunan negara Indonesia
Kamis, 4 April 2024 16:07 Wib
Nadiem : Vaksinasi mengejar PTM bukan PTM yang mengejar vaksinasi
Selasa, 21 September 2021 19:08 Wib
Mendikbud berharap pelaku seni yang sudah divaksin dapat berkarya
Kamis, 20 Mei 2021 16:59 Wib
Mendikbud : Hardiknas momentum hidupkan pemikiran Ki Hajar Dewantara
Minggu, 2 Mei 2021 10:07 Wib
Mendikbud: Mata kuliah Pancasila dan Bahasa Indonesia tetap ada
Jumat, 16 April 2021 18:16 Wib
Mendikbud : Prioritas utama kembalikan anak belajar tatap muka
Kamis, 1 April 2021 14:32 Wib
Mendikbud: PTM terbatas mulai dari sekarang
Kamis, 1 April 2021 12:50 Wib
Mendikbud : PTM terbatas berbeda dengan masuk sekolah normal
Selasa, 30 Maret 2021 14:44 Wib