Raja Saudi kutuk kebungkaman antarbangsa atas Gaza

id raja saudi kutuk

Raja Saudi kutuk kebungkaman antarbangsa atas Gaza

Raja Abdullah (Foto antaranews.com)

Riyadh (Antara/Reuters Jogja) - Raja Arab Saudi Abdullah pada Jumat akhirnya membuka suara atas kemelut tiga pekan di Gaza, dengan mengutuk yang ia lihat sebagai kebungkaman antarbangsa terhadap gempuran Israel serta menggambarkannya sebagai kejahatan perang dan terorisme ditaja negara.

Arab Saudi, yang menganggap diri pemimpin Muslim Sunni dunia, hanya memainkan peran belakang layar dalam diplomasi untuk mengembalikan ketenangan di Gaza, menyerahkan upaya utama Arab bagi gencatan senjata kepada Mesir sekutu dekatnya dan sesama kerajaan Teluk, Qatar.

"Kami melihat darah saudara kita di Palestina tertumpah dalam pembantaian besar, yang tidak mengecualikan siapa pun, dan kejahatan perang terhadap kemanusiaan tanpa sanggahan, kemanusiaan atau moralitas," kata Abdullah dalam pidato singkat, yang dibacakan atas namanya di televisi negara.

"Masyarakat antarbangsa, yang mengamati dengan bungkam atas yang terjadi di seluruh wilayah itu, acuh tak acuh terhadap yang terjadi, seolah-olah bukan keprihatinannya. Bungkam yang tidak memiliki pembenaran," katanya.

Pidatonya itu, yang terutama berpusat pada yang disebutnya ancaman terhadap Timur Tengah dari kelompok keras, menyusul kecaman oleh beberapa warga Saudi di laman gaul, termasuk ulama terkemuka, atas sikap diam Riyadh terhadap kemalut Gaza.

Kebijakan kerajaan itu terhadap Gaza dipersulit oleh ketidakpercayaan terhadap penguasa wilayah itu, Hamas, gerakan dengan hubungan dekat ideologi dan politik dengan Persaudaraan Muslim, yang dianggap Riyadh kelompok teroris.

Saudi percaya Persaudaraan itu memiliki rencana bagi seluruh wilayah itu, untuk merebut kekuasaan dari pemimpin mapan pemerintahan, termasuk wangsa Saud kerajaan itu, dan bertengkar dengan Qatar atas dukungannya kepada kelompok tersebut.

Abdulkhaleq Abdullah, pengulas politik di Keamiran Arab Bersatu, menyatakan pidato itu upaya membantah tuduhan bahwa Saudi -bersama sekutu, Mesir dan UAE- senang melihat Hamas melemah oleh serangan Israel, yang sebagian dipicu peningkatan tembakan roket Hamas dari Gaza ke Israel. "Orang ingin melihat kedudukan lebih kuat dari ketiga negara itu," katanya.

Kebungkaman kerajaan itu dalam kemelut tersebut bergema di seluruh wilayah, yang sudah disergap serangkaian perang saudara, pemberontakan dan perselisihan politik dalam negeri, yang meletus pasca-pemberontakan Arab pada 2011.

Sejak serangan udara dan darat Israel dimulai, ungkapan kecaman Saudi atas kekerasan sebagian besar terbatas pada pernyataan sesudah sidang mingguan kabinet dan janji memberi bantuan kemanusiaan.

(B. Soekapdjo) 
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024