Jogja (Antara Jogja) - Kelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta membuat tisu aromaterapi dari limbah ampas tebu yang diberi nama "Upik Abu" singkatan dari "Untuk Penyelamat Bumi Kita Terbuat dari Ampas Tebu".
"Tisu limbah ampas tebu itu sehat dan ramah lingkungan. Kami mengambil bahan dasar limbah ampas tebu karena terinspirasi dari banyaknya ampas tebu yang tidak dimanfaatkan," kata ketua kelompok mahasiswa Nuraini Fauziah di Yogyakarta, Jumat.
Menurut dia, cara pembuatan tisu itu cukup sederhana yakni ampas tebu dibersihkan dengan merendamnya dalam air panas, kemudian diaduk sampai bersih dan direndam kembali. Selanjutnya dikeringkan.
Ampas tebu itu kemudian ditumbuk sampai tinggal seratnya untuk menghilangkan empulu. Tumbukan ampas tebu tersebut kemudian dimasak menggunakan asam asetat dan air.
Setelah proses pemasakan selesai kemudian dicuci menggunakan air besih agar kandungan asam asetat dalam ampas tebu tersebut habis.
Tahap selanjutnya memisahkan serat mandiri ampas tebu menjadi serat serat halus yang dilakukan dengan cara disintegrasi, kemudian serat halus ampas tebu disaring dan dikeringkan.
Selanjutnya serat halus ampas tebu dibuat lembaran kertas tisu dengan memperhatikan ketebalannya. Langkah terakhir ditambahkan parfum sebagai aromaterapi.
Selain itu, tisu aromaterapi "Upik Abu" juga dibuat dengan aroma-aroma tertentu seperti buah sehingga menambah kesegaran ketika tisu tersebut digunakan.
"Dengan adanya `Upik Abu` ke depan diharapkan akan menjadi motivasi bagi mahasiswa untuk berinovasi dan berwirausaha. Kami berharap `Upik Abu` menjadi `brand tissue` yang terkenal dan akan kami patenkan," katanya.
Ia mengatakan tisu itu dibuat dalam dua jenis yakni tisu kasar yang digunakan untuk rumah makan dan tisu halus yang digunakan untuk keperluan pribadi, toilet, kecantikan atau salon, dan bayi. "Upik Abu" memiliki empat varian produk yakni tisu wajah ukuran besar dan sedang, tisu gulung, dan tisu makan
"Tisu wajah ukuran besar dijual dengan harga Rp7.000, tisu wajah ukuran sedang Rp4.000, tisu gulung Rp3.500, dan tisu makan Rp3.000," katanya.
Anggota kelompok mahasiswa itu adalah Exwan Andriyan Verrysaputro, Andina Puspita, dan Novita Istikhomah.
(B015)
Berita Lainnya
KPM Pena dilatih membuat sandal hotel
Kamis, 28 Maret 2024 9:25 Wib
Perangkat daerah di Kulon Progo membuat program penanganan kemiskinan
Kamis, 1 Februari 2024 16:54 Wib
Ahli gizi imbau hindari blender untuk membuat makanan pendamping ASI
Kamis, 1 Februari 2024 13:05 Wib
Dispar Gunungkidul membuat panduan kunjungan wisata imbas Siklon Anggrek
Selasa, 23 Januari 2024 19:45 Wib
Pemkab Kulon Progo diminta membuat terobosan sumber air pertanian
Jumat, 1 Desember 2023 11:58 Wib
Jokowi membuat pendukung PDIP pindah ke Prabowo-Gibran
Kamis, 23 November 2023 22:48 Wib
Tanaman rosella diolah hasilkan pundi rupiah
Selasa, 21 November 2023 6:17 Wib
Pemkab Kulon Progo diminta membuat lahan pengembangan benih bawang merah
Senin, 13 November 2023 13:17 Wib