Gunung Kidul(Antara Jogja) - Kepolisian Resor Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan menertibkan sejumlah penyedia jalur alternatif yang sering kali merugikan masyarakat pengguna jalan, terutama wisatawan yang memadati wilayah pantai selatan selama libur lebaran.
Kapolres Gunung Kidul AKBP Faried Zulkarnaen di Gunung Kidul, Jumat mengatakan pihaknya sudah melakukan survei ke sejumlah jalur dimana banyak masyarakat yang menyediakan jasa penunjuk jalur alternatif.
"Di antaranya di Desa Sidoharjo, Kecamatan Tepus, dan Kemadang, Kecamatan Tanjungsari. Untuk penertibannya, kami akan melibatkan polsek dan perangkat desa karena yang melakukan pungutan masyarakat sekitar," kata Faried.
Dia menduga kepadatan arus lalu lintas menyebabkan pengendara tidak sabar dan memilih untuk mencari jalur alternatif. Faried berharap pengendara sabar dan mengikuti jalur yang ada.
"Pengendara memilih jalur alternatif sehingga mudah dimanfaatkan oknum untuk melakukan pungli," kata dia.
Secara terpisah, Kepala Pengembangan Produk Wisata pada Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Gunung Kidul Hary Sukmono mengatakan pihaknya sudah bekerja sama dengan Polres untuk menertibkan oknum masyarakat yang melakukan pungli.
Ia mengatakan jalur-jalur yang ada memang berpotensi untuk menjadi jalur alternatif, ke depan pihaknya akan menempatkan petugas. Selain itu untuk saat ini pihaknya sudah meminta Satpol PP untuk berjaga di beberapa titik. "Sangat dimungkinkan, ke depannya akan ditempatkan petugas," kata Hary.
Perlu diketahui, libur lebaran, kawasan pantai di Gunung Kidul dipadati oleh puluhan ribu pengunjung. Namun demikian banyak wisatawan yang terjebak oleh ulah oknum masyarakat yang menyediakan jalur alternatif. Wisatawan harus membayar beberapa kali untuk melewati arus.
Seperti yang dialami Imaroh asal Imogiri, Bantul, mengatakan Kamis (31/7) sore sepulang dari berwisata di pantai, diriya bersama keluarga akan kembali ke Bantul ke tempat saudaranya. Namun karena jalur pantai tidak bisa berbalik arah karena pihak kepolisian menerapkan satu jalur, rombongan mengikuti sesuai jalur. Namun di tengah jalan karena kepadatan memilih menggunakan jalur alternatif.
"Pengen cepat sampai kami memanfaatkan jalur alternatif yang disediakan warga," kata dia.
Sesampainya di jalur Tepus-Wonosari, rombongan keluarga ini melihat tulisan jalur alternatif, yang disediakan oleh masyarakat. Tanpa berpikir panjang mereka masuk ke jalan kampung, dengan biaya Rp5.000. Setelah masuk sekitar 30 menit, masuk ke area hutan, dan ketemu 11 kali orang meminta serta mengarahkan.
"Saudara kami nekad untuk menerobos ternyata tidak jauh dari situ sudah ketemu jalur utama," kata dia.
(KR-STR)
Berita Lainnya
Polres Kulon Progo mengimbau masyarakat tidak terbangkan balon udara
Minggu, 21 April 2024 10:32 Wib
Polres Bantul tidak melarang penerbangan balon udara asalkan berizin
Sabtu, 20 April 2024 17:08 Wib
Polres Kulon Progo: Angka kecelakaan lalu lintas turun 26 persen
Rabu, 17 April 2024 18:57 Wib
680 pelanggar lalu lintras di Bantul terjaring Operasi Ketupat Progo
Rabu, 17 April 2024 15:51 Wib
3.315 polisi jaga aksi di MK
Selasa, 16 April 2024 12:27 Wib
Polisi larang warga terbangkan balon udara liar
Selasa, 16 April 2024 10:10 Wib
Arus balik di jalur Puncak ke Jakarta berakhir
Senin, 15 April 2024 17:55 Wib
Polres Kulon Progo mengintensifkan patroli keamanan berikan rasa aman
Minggu, 14 April 2024 17:55 Wib