Jogja (Antara Jogja) - Pengelola desa wisata di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta harus memiliki perilaku sebagai wirausaha, sehingga diharapkan mampu `menjual` objek wisata tersebut kepada wisatawan, kata praktisi pariwisata dan budaya Widi Utaminingsih.
"Untuk itu, perlu strategi pemasaran dan promosi serta perilaku kewirausahaan dari para pengelola, sehingga desa wisata bisa dikelola secara bisnis dan mengutungkan serta berdampak bagi peningkatan perkonomian masyarakat setempat," kata Ketua Yayasan Widya Budaya Yogyakarta Widi Utaminingsih di Yogyakarta, Selasa.
Menurut di, desa wisata di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang jumlahnya cukup banyak, jika dikelola serius tidak hanya akan menjadi daya tarik wisatawan tetapi mampu menyejahterakan masyarakat setempat. Persoalannya para pengelola desa wisata saat ini masih berpikir jangka pendek. Tidak memiliki strategi pemasaran maupun promosi.
"Dengan demikian, selama ini dalam pelaksanannya desa wisata menjadi belum tangguh dan mandiri,"kata Widi Utaminingsih yang yayasannya bergerak dalam bidang studi pengembangan pariwisata dan kebudayaan berbasis potensi lokal..
Ia mengatakan banyak potensi desa wisata yang memiliki daya tarik bagi wisatawan. Namun karena dikelola asal-asalan akhirnya tidak menarik bagi wisatawan yang berkunjung ke daerah ini.
"Perlu cara yang tangguh dan unik untuk mengelola desa wisata, sehingga desa wisata memiliki posisi tawar bagi wisatawan melalui produk unggulan, perilaku masyarakat, keaslian habitat dan alam yang terjaga serta akomodasi dan aksesibilitas ," katanya.
Desa wisata di wilayah DIY yang kini sudah mampu `menjual` produknya dan dikenal wisatawan di antaranya Kebon Agung, Kasongan,Tembi, Manding, Krebet , Ketingan, Pentingsari, Trumpon, Banyusumurup, dan Nglanggeran.
(H008)
Berita Lainnya
Ribuan wisatawan banjiri Festival Durian 2024 di Trenggalek, Jatim
Senin, 22 April 2024 6:35 Wib
10 desa dan dua kelurahan terdampak erupsi Gunung Ruang, Sulut
Minggu, 21 April 2024 1:20 Wib
Pengungsi erupsi Gunung Ruang, Sulut, peroleh masker
Jumat, 19 April 2024 20:24 Wib
"Badarawuhi Di Desa Penari", tayang perdana di AS
Sabtu, 6 April 2024 21:34 Wib
Lima desa di Tanah Datar, Sumbar, dilanda banjir lahar hujan Gunung Marapi
Sabtu, 6 April 2024 11:57 Wib
Bantul perkuat manajemen pengelolaan rintisan Desa Budaya
Selasa, 26 Maret 2024 9:22 Wib
"Kitaro Tanjou" film versi lengkap "yokai"
Senin, 25 Maret 2024 7:05 Wib
Wae Rebo, NTT, desa tercantik kedua di dunia
Rabu, 20 Maret 2024 19:52 Wib