Ulama Afghanistan pelajari Pancasila di UGM

id ulama afghanistan pelajari

Ulama Afghanistan pelajari Pancasila di UGM

Pancasila (Foto prakosopermono.blogspot.com)

Jogja (Antara Jogja) - Sebanyak 12 ulama dari 12 provinsi di Afghanistan didampingi jajaran Pengurus Besar Nahdlatul Ulama berkunjung ke Universitas Gadjah Mada Yogyakarta untuk mempelajari Pancasila.

"Kunjungan delegasi dari Afghanistan itu memang untuk mempelajari Pancasila dan kehidupan multikultural masyarakat Indonesia yang bisa hidup rukun dan damai," kata Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Pratikno di Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, masyarakat Muslim Indonesia bisa hidup berdampingan dengan non-Muslim, padahal Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk beragama Islam terbanyak di dunia.

"Oleh karena itu, para ulama Afghanistan tersebut ingin berdiskusi dengan para pakar UGM untuk mengetahui lebih jauh perkembangan kehidupan toleransi antarumat beragama di Indonesia," katanya.

Ia mengatakan keberadaan UGM sebagai kampus yang menampung anak-anak muda dari berbagai agama, suku, dan budaya, memiliki mandat untuk mengembangkan pengetahuan dan teknologi bagi kemajuan bangsa.

"UGM juga diberi mandat untuk menjaga kebudayaan, toleransi, dan multikultural. Untuk itu, di UGM ada Pusat Studi Pancasila, Program Studi Lintas Agama dan Budaya, dan Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian," katanya.

Peneliti Senior Pusat Studi Pancasila UGM Sutaryo mengatakan Indonesia dan Afghanistan sama-sama memiliki mayoritas penduduk Muslim. Namun, Indonesia memiliki lebih dari 8.000 jenis budaya dan 5.000 bahasa yang dapat dipersatukan melalui Pancasila.

"Di Afghanistan, bukan perkara agama, tetapi kondisi politik dan sosial yang membuat mereka yang terbelah," katanya.

Wakil Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Abdul Munim mengatakan 12 ulama dari Afghanistan itu sengaja didatangkan ke Indonesia untuk mengetahui lebih jauh tentang Pancasila yang diyakini sebagai pemersatu kehidupan masyarakat Indonesia yang majemuk.

"Mereka tahu Indonesia bisa rukun karena Pancasila. Mereka ingin belajar karena mereka yang punya satu agama saja tidak bisa rukun dan saling bertengkar," katanya.

(B015)
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024